Hepatitis D - Gejala , Penyebab , Pencegahan serta Pengobatan

 Hepatitis D - Gejala , Penyebab , Pencegahan dan Pengobatan

Hepatitis D - Gejala , Penyebab , Pencegahan dan Pengobatan

Pengertian

Hepatitis D merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis delta (HDV). Penyakit ini hanya dapat terjadi jika seseorang menderita sakit Hepatitis B (HBV). Dibandingkan dengan penyakit hepatitis yang lain, HDV termasuk ke dalam infeksi virus yang sangat berbahaya.

Karena, penyakit ini dapat menyerang pasien dengan penyakit hepatitis B (HBV). Hal ini dikarenakan HDV merupakan jenis virus RNA yang belum sempurna, sehingga membutuhkan HBV sebagai inang untuk bereplikasi. 

Bila HDV dan HBV terjadi secara bersamaan, tentu di dalam tubuh akan mengalami sejumlah gangguan fungsi hati yang berakibat serius. Hal ini juga berlaku apabila infeksi Hepatitis B telah berlangsung dalam waktu yang lama, atau kronis. 

Penularan Hepatitis D dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu :

  • Secara simultan bersamaan terkena Hepatitis B & Hepatitis D (koinfeksi). 
  • Bisa juga dengan infeksi virus pada individu yang telah terinfeksi Hepatitis B (superinfeksi).

Penyakit ini juga terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Hepatitis D akut dan kronis. Hepatitis D akut dapat terjadi secara tiba - tiba dengan gejala yang lebih parah. Sementara itu hepatitis D kronis adalah infeksi yang telah terjadi selama 6 bulan atau lebih, meski gejalanya tidak separah tipe akut.


Gejala

Masa inkubasi hepatitis A biasanya terjadi dalam masa 14 - 28 hari. Gejala hepatitis A dapat terjadi dari ringan hingga berat seperti :

  • Rasa lelah, 

  • Urine berwarna gelap,

  • Kehilangan selera makan, 
  • Mual, 
  • Ketidaknyamanan perut pada bagian kanan atas, 
  • Penyakit kuning (mata dan kulit menguning). 

Tidak semua orang yang terinfeksi akan memiliki semua gejala. Orang dengan hepatitis D kronis mungkin tidak akan mengalami gejala apa pun bahkan setelah bertahun - tahun telah terinfeksi virus. Namun, seiring waktu, mereka mungkin melihat gejala dari komplikasi infeksi, seperti kerusakan yang parah pada hati. Tanda dan gejala kerusakan hati meliputi :

  • Kelelahan.
  • Penurunan berat badan secara signifikan.
  • Kelemahan.
  • Kulit yang gatal.
  • Perut bengkak.
  • Pergelangan kaki bengkak.
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata .

Penyebab

Hepatitis D diakibatkan oleh virus HDV yang menginfeksi hati. Virus ini dapat menyebar melalui cairan tubuh ataupun kontak langsung dengan mereka yang sudah mengidapnya. HDV dapat ditularkan melalui :

  • Urine.
  • Kehamilan (dari ibu ke janin).
  • Persalinan (dari ibu ke bayi).
  • Cairan sperma.
  • Cairan vagina.
  • Darah.

Jika telah terinfeksi HDV, orang tersebut dapat menularkan HDV kepada orang lain, bahkan sebelum gejalanya muncul. Namun, kamu hanya dapat tertular jika telah terinfeksi hepatitis B. Karena HDV menggunakan virus hepatitis B untuk bereplikasi.

Fakta - fakta Hepatitis D

  • Virus hepatitis D (HDV) adalah virus yang membutuhkan virus hepatitis B (HBV) untuk replikasinya.
  • Virus hepatitis D (HDV) mempengaruhi secara global hampir 5% orang yang memiliki infeksi kronis virus hepatitis B (HBV).
  • Infeksi HDV terjadi ketika orang terinfeksi hepatitis B dan D secara bersamaan (koinfeksi) atau mendapatkan hepatitis D setelah pertama kali terinfeksi hepatitis B (superinfeksi).
  • Populasi yang lebih mungkin untuk memiliki koinfeksi HBV dan HDV termasuk penduduk asli, penerima hemodialisis dan orang-orang yang menyuntikkan narkoba.
  • Di seluruh dunia, jumlah infeksi HDV telah menurun sejak tahun 1980-an, terutama karena keberhasilan program vaksinasi HBV global.
  • Kombinasi infeksi HDV dan HBV dianggap sebagai bentuk hepatitis virus kronis yang paling parah karena perkembangan yang lebih cepat menuju kematian terkait hati dan karsinoma hepatoseluler.
  • Infeksi hepatitis D dapat dicegah dengan imunisasi hepatitis B, tetapi tingkat keberhasilan pengobatannya rendah.

Pencegahan & Pengobatan

Jika kamu tidak mengidap penyakit Hepatitis B, kamu dapat mencegah infeksi virus ini dengan melakukan langkah - langkah dalam uapaya pencegahan infeksi Hepatitis B, seperti mendapatkan vaksin hepatitis B.

Namun, jika kamu telah terinfeksi hepatitis B, kamu dapat mengambil langkah - langkah untuk mencegah infeksi hepatitis D dengan :

  • Tidak berbagi obat atau bahan obat lainnya.
  • Tidak menggunakan jarum suntik yang sama.
  • Memakai sarung tangan apabila harus menyentuh darah orang lain atau luka terbuka.
  • Tidak berbagi barang pribadi seperti sikat gigi, pisau cukur, maupun gunting kuku.

Dalam upaya melakukan pengobatan Hepatitis D bertujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus hepatitis D (HDV), yaitu dengan :

Pemberian Interferon

Interferon merupakan obat yang berasal dari sejenis protein yang dapat menghentikan penyebaran virus serta mencegah kembali muncul di kemudian hari. Obat ini biasanya diberikan melalui infus setiap minggu selama 1 tahun.

Pemberian obat antivirus

Obat - obatan antivirus yang diberikan meliputi entecavir, tenofovir, dan lamivudine. Obat - obatan ini dapat meningkatkan sistem imun untuk melawan virus dan menghambat kemampuan virus untuk dapat merusak hati.

Transplantasi hati

Bila hepatitis D sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter mungkin akan menyarankan transplantasi atau penggantian pada hati. Melalui prosedur ini, hati penderita Hepatitis D yang rusak akan diganti dengan hati yang sehat dari pendonor.


Referensi :

https://www.alodokter.com
https://www.halodoc.com
htpps://www.hellosehat.com
https://www.sehatq.com
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-d
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Hepatitis.
National Health Service UK. Diakses pada 2022. Hepatitis.

Posting Komentar untuk "Hepatitis D - Gejala , Penyebab , Pencegahan serta Pengobatan"